Kamis, 10 November 2011

SIAPA PAHLAWAN ANDA?




10 November, mungkin baik dan menjadi kebarokahan bagi kita untuk memaknai hari Pahlawan. Terinspirasi oleh status seorang fren di  FB tentang peperangan, terpikir bahwa memaknai “pahlawan’ jaman sekarang akan sedikit berbeda dengan masa sebelum kemerdekaan. Dulu, perang terjadi secara fisik, musuhnya real, dan perlawanannya juga dengan senjata dan strategi yang real. Sekarang, perang yang terjadi adalah Ghozwul fikr, perang pemikiran. Mulai dari pola makan orang barat dengan orang timur, cara berpakaian, hingga gaya hidup bahkan beragama. Tapi bukan itu yang ingin saya tulis saat ini. Terserah gaya hidup dan pola makan seperti apa yang sekarang Anda pegang. Itu prinsip, yang pasti, asal tidak bertentangan dengan syariat, maka itulah yang terbaik.
Dalam tulisan ini, saya hanya ingin sedikit berargumen tentang sosok “pahlawan” dalam hidup saya. Jika pahlawan Indonesia, pasti semua sudah sangat mudah untuk mencarinya (cari aja di mbah google ^_^). Tapi, sudahkah Anda menemukan sosok yang heroik dalam sepanjang hidup Anda? Mungkin pernah menyelamatkan barang-barang berharga Anda, atau menyelamatkan hidup Anda? Ini yang ingin saya share kepada Anda.
Bagi kebanyakan orang, pahlawan akan selalu berarti sesorang yang memberi kebermanfaatan untuk Anda..(so, banyak banget pahlawan ya.. termasuk mbok2 yang keliling jualan sarapan pagi itu.. ^^). Tapi bagi saya, sosok heroik yang sejauh ini hinggap dalam hati saya adalah... BAPAK. Ya.. mungkin banyak yang berpikiran sama, tapi itu juga tidak penting untuk dibahas disini..hehe..(apatis.com). BAPAk disini adalah yang memberi begitu banyak kebermanfaatan untuk saya. Dari saya lahir, membelikan ini dan itu, hingga saya dewasa tau bahkan ketika mennjelang “hari berarti” bagi saya ketika seseorang hendak “mengambil” saya darinya, maka BAPAK masih memberikan kebermanfaatan yang melimpah. Mungkin tak sedikit juga yang merasa memiliki BAPAK yang tidak begitu berarti.. tapi bagi saya, BAPAK adalah pahlawan dalam hidup saya dan memberi saya modal untuk menghadapi kematian kelak. So.. hal terpenting adalah, BAPAK  pula yang telah memperkenalkan saya pada Islam sedari saya lahir (katanya si ada adzan dan iqomah di telinga saya). Oopss... Bagaimana dengan IBU? Maaf, untuk itu, akan berbeda pembahasan ^^ (tunggu saja tanggal terbitnya).
Oke, kembali ke sosok BAPAK yang heroik bagi saya. Hidup ini tak terlepas dari Cinta dan kasih sayang. Termasuk dalam perjuangan hidup setiap orang. Adakah yang tidak pernah menebar atau bahkan merasakan cinta?? Maka ada yang perlu Anda perbaiki dalam mindset hidup Anda! Saya berani menjaminnya.. Hidup pada prinsipnya mencari kebarokahan, dan itu akan dapat kita raih melalui cinta.. Allah saja Maha Pengasih...
Kembali ke tema.... pahlawan, ya, BAPAK adalah sosok heroik bagi saya.. Pahlawan cinta atau apapun Anda menamainya, yang pasti BAPAK menghantarkan saya untuk belajar hidup. BAPAK hanya menghantarkan, selanjutnya saya sendiri yang harus menemukan ilmunya. Statement ini saya rasa sangat cocok untuk Anda yang merasa BAPAK Anda biasa-biasa saja. Seperti apapun BAPAK Anda, maka ia adalah guru bagi kita. Baik atau tidak, maka ia menghantarkan pada kita untuk mengetahui “Baik” dan ‘tidak baik”.  Yach.... begitu banyak cara mengungkap rasa cinta dan kasih sayang. Kebanyakan dengan tersenyum, memeluk, mencium atau meamnjakan untuk mengungkapkannya. Tapi cinta BAPAk, saya rasa unik. Dengan latar belakang BAPAK  yang saya lihat merasakan betapa kerasnya hidup, seumur hidup, mungkin baru satu kali saya mendengar kata “BAPAK cinta kamu, kamu cinta ga sama Bapak?”. Itu pun ketika umur saya masih di bawah 15 tahun yang belum mengenal prinsip dari cinta (mau membayangkan ekspresi saya dulu seperti apa...?). Tapi, saat ini, 6 hari menjelang usia saya 23 tahun (oopss... sudah berumur ternyata), saya demikian sadar begitu banyak kebermanfaatan yang diberikan BAPAK saya. BAPAK tidak pernah melarang atau memerintah saya untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu, yang dulu sempat membuat saya iri pada teman-teman yang serba dilarang atau serba diberi saran oleh BAPAK mereka dalam mengambil keputusan. Setiap kali saya meminta pendapat untuk sesuatu, BAPAK tidak pernah menjawab melainkan “karepmu, kwe bisa menentukan dhewe sg apik go kwe” “Terserah kamu, kamu bisa menentukan sendiri yang tebraik buatmu” Bagi Anda yang justru merasa iri dengan kebebasan saya dalam memilih, maka memang Anda HARUS iri pada saya!
Yach, ternyata, rasa iri yang dulu sempat sayarasakan itu salah besar! Sangat besar! Tentu saja. Karena ternyata, kebebasan itu demikian banyak maknanya bahkan akan tidak cukup beratus-ratus lembar untuk menjelaskan maknanya. (Tapi disini, saya akan membuatnya cukup). Tentu, makna pertama, adalah KEPERCAYAAN. BAPAK demikian percaya pada saya bahwa saya tahu yang baik. Setidaknya itu terbukti, sampai detik ini sya masih berpredikat baik minimal bagi keluarga saya.. ^^
Makna kedua, adalah PEMBELAJARAN. Surely, BAPAK memberikan pembelajaran pada saya dengan bebas memilih dan menilai mana yang harus saya pilih dan  mana yang harus saya tolak.
Makna ketiga, adalah PERJUANGAN. Dengan kebebasan ini, BAPAK mengajarkan pada saya bahwa setiap pilihan yang saya ambil, harus diperjuangkan, karena memang saya yang memilih. Tidak mungkin sesuatu yang sudah saya pilih justru saya lempar pada orang lain kan.
Makna Keempat, TANGGUNG JAWAB. Dengan pilihan yang saya ambil, maka saya menemukan konsekuensi-konsekuensi yang harus saya hadapi da n saya selesaikan.
Makna keempat, TRUTH, kenyataan, reality. Ya! BAPAK menunjukkan secara tidak langsung tentang kenyataan hidup yang terus saya temui hingga detik ini. Tentang hidup yang keras, tentang hidup yang pantas untuk diperjuangkan, dan tentang Islam.

Masih banyak makna lain yang tidak sanggup saya tuliskan disini (capek ngetiknya...), tapi satu yang paling penting bagi saya, BAPAK mengantarkan saya dengan TIDAK LANGSUNG untuk menemukan jalan hidup..way of live.. ISLAM! Saya menemukan bahwa hidup memang harus diperjuangkan, sebagaimana dalam Q.S. Ar-Ro’du: 11, “Innallaha la yughoyyiru biqoumin, hatta yughoyyiru bi anfusihim”. Ya, Allah tentu tidak langsung mengubah hidup saya, Allah ingin melihat ikhtiar saya dalam setiap yang saya inginkan. BAPAK juga membuat saya menemukan bahwa Islam menginginkan saya YAKIN, karena Allah tidak akan memberi ujian hidup pada saya melebihi “kapasitas” yang saya miliki, La yukallifullahu nafsan illa wus’aha. Sekali lagi, BAPAK pun membuat saya menemukan ilmu bahwa kita harus berSABAR, karena akan ada kemudahan setelah kesulitan , Inna ma’al usri yusro, FA INNAL MA’AL USRI YUSRO! Masih banyak lagi yang BAPAK tunjukkan tanpa mendampingi saya secara fulltime. Maka, bagaimana mungkin saya tidak menyebut beliau sebagai PAHLAWAN. Meski saya mungkin belum menjadi orang yang dikenal dunia, tapi minimal, saat ini saya sudah mengenal dunia, dan BAPAK yang memperkenalkannya secara tidak langsung... Exactly, masih banyak ilmu dunia lainnya yang belum saya sadari, masih banyak bukti cinta Allah mengirimkan bapak seperti BAPAK kepada saya dengan segenap rasa cinta. Saya masih butuh banyak pencerahan untuk bisa menggenggam dunia, hingga suatu saat, bukan hanya saya yang mengenal dunia, tetapi dunia mengenal saya.

I DO LOVE YOU....BAPAK!(statement ini tidak cukup untuk membalas cintamu...BAPAK)


Bagaimana dengan BAPAK Anda? Sudahkah Anda menemukan cinta dari cara BAPAK Anda mendidik Anda?
Semoga Bermanfaat
Selamat hari pahlawan, dan semangat memaknai setiap pahlawan dalam hidup Anda!
HIDUP MULIA MATI SYAHID!
 
 
 
Terima Kasih Untukmu yang Mengukir Senyum BAPAK... (soon..)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Left message here...