Senin, 21 November 2011

Mengelola Perasaan

Kesendirian Tidak Selalu Mematikan! 
Ditulis Oleh: Anne Ahira



mendapat kiriman artikel bagus dari sebuah layanan (yang saya sendiri tidak tahu kenapa artikel yg dikirim saat ini bertemakan "kesendirian"?? Tapi saya lebih memaknai temanya :"mengelola persaan")



Berikut artikelnya:

Umi, banyak orang yang tidak menyukai kesendirian,
karena waktu yang dilewati terasa lebih panjang dan
melelahkan.

'Sendiri oh sendiri'... Ternyata hal remeh ini bisa
menjadi masalah besar bagi sebagian orang!

Apakah Umi termasuk yang demikian? :-)

Memang, kesendirian seringkali diidentikkan dengan hal
yang menakutkan, mengesalkan, bahkan menjadi simbol
kesedihan. Namun, jika kita mau membuka pikiran,
sebenarnya kesendirian itu tidak selalu mematikan!

Kesendirian bisa memiliki dua makna...

Pertama, kesendirian menyangkut fisik yang sebenarnya,
tanpa ada orang di sekitarnya. Kedua, hanya berbentuk
perasaan saja.

Bisa jadi seseorang berada di tengah keramaian, namun
merasakan kesunyian. Mungkin Umi pernah mengalami
hal serupa, terutama ketika menemui masalah dengan
rekan kerja, sahabat, keluarga, atau pacar? :-) dan lain
sebagainya..!

Satu hal yang perlu Umi ingat, kesendirian dengan arti
apapun sebenarnya bukan masalah jika kita mampu
mengelolanya dengan baik, atas perasaan, sikap dan
segala situasinya.

Bagaimana kita bisa mengelola kesendirian supaya lebih
bermakna? Lakukan hal berikut :

1. Cari kesibukan dengan melakukan aktivitas positif
    yang sangat Umi sukai, misalnya dengan membaca,
    menulis, olahraga, menyanyi? :-) Apapun kesukaan
    Umi. Dengan cara ini, kesendirian akan terasa lebih
    menyenangkan!

2. Kedua, ingat-ingat kembali hal-hal yang menjadi
    impian Umi dan belum sempat dilakukan. Umi bisa
    membuka agenda-agenda pribadi, foto-foto jaman
    dulu, buku-buku, dan lain sebagainya.

    Percaya, cara ini akan menyadarkan Umi akan
    sempitnya waktu untuk mewujudkan segalanya.
    Kalau sudah begini, bukankah kesendirian itu jadi
    menyenangkan? ;-)

3. Ketiga, buat daftar sebanyak-banyaknya tentang
    keinginan yang ingin Umi wujudkan selagi masih
    hidup. Mungkin dengan cara menuliskan kembali
    'keinginan gila' saat Umi masih kecil? Atau mimpi-
    mimpi lain yang belum terlaksanakan?

    Saat itu Umi akan sadar, ternyata banyak sekali
    hal yg memerlukan kesendirian utk mewujudkannya!

4. Dan yang terakhir.... Sebenarnya ini merupakan hal
    *utama* dan yang pertama yang harus Umi lakukan...
    Mendekatlah kepada Yang Maha Mencinta diri Umi.
    Kesendirian ini akan semakin menyadarkan hakekat
    keberadaan Umi di dunia.

    Semakin keyakinan ini kuat, maka akan semakin
    kokoh kemampuan Umi mengarungi kehidupan,
    dengan segala situasinya.

Intinya, jangan biarkan Umi terjebak dalam kesendirian
dengan suasana 'hati yang negatif', membiarkannya
berlarut-larut, hingga membuat Umi putus asa.

Kalau Umi mau membuka mata, kita sebenarnya tidak
pernah benar-benar sendiri. Ada orang lain di sekitar
kita.

Yang jelas, pasti selalu ada orang yang bisa Umi
jadikan teman, dan ajak bicara!

Jika Umi mau terbuka, dalam kesendirian Umi bisa
merenungkan banyak hal. Dalam kesendirian Umi bisa
menemukan kedewasaan, kebijaksanaan, ide brilian,
dan memaksimalkan potensi yang Umi miliki.

Dalam kesendirian pula Umi bisa mengungkap
kejujuran, yang bisa jadi terkalahkan oleh sombong dan
ego yang seringkali Umi temukan di keramaian!

Tidak bisa dipungkiri, kesendirian bisa datang kapan
saja kepada setiap orang, termasuk kepada Umi.

Nah, jika suatu saat atau bahkan saat ini Umi sedang
dilanda 'kesepian' alias merasa 'sunyi sepi sendiri',
Umi harus ingat, bahwa kesendirian tidak selamanya
mematikan!

Kelola-lah perasaan Umi dengan baik, dan buatlah
kesendirian menjadi lebih bermakna. :-)



Asian Brain Newsletter -Think & Succeed!
Kontribusi Anne Ahira & PT. Asian Brain untuk menggali
dan melejitkan potensi masyarakat Indonesia!


Jika tulisan-tulisan Ahira dirasakan bermanfaat
oleh Umi, tolong sebarkan alamat situs ini:
=> http://www.AsianBrainNewsletter.com

Asian Brain - Untuk INDONESIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Left message here...