Pernah ada yang bertanya, “kok kamu ga pacaran si? Gimana mau
laku?” (Ooops..dagangan kali ya laku..)
Hmm.... berbicara tentang teman hidup, saya belum bisa
dibilang ahlinya..(abis belum berpengalaman punya teman hidup). Tapi kalo bicara
soal cinta, mungkin sedikit ada ilmunya (hanya sedikit).
Tulisan ini mungkin kontroversi karena ini persoalan gaya hidup,
persoalan hati, dan persoalan PRINSIP. Tapi yang pasti, ini adalah tentang
prinsip yang saya pegang dalam memaknai cinta.
Seringkali saya bertanya pada teman-teman saya yang
merasakan punya pacar..(ehm, bukan karena pingin lho ya). Saya hanya
penasaaran, sebenarnya pacaran itu ngapain? Kata beberapa teman yang saya
wawancarai, intinya adalah ngobrol, crita-cerita, curhat. Saya jadi
bertanya-tanya, bukannya bisa ama teman satu kufu kita (sama wanita ato
sama-sama pria maksudnya). Beda, ga ada rasa seneng, kalo sama pacar
tu...gimana gitu rasanya..
Wah wah...terserah bagaimana pembaca menanggapi deh dengan
jawaban ini.
Satu hal yang pasti sudah Allah janjikan, bahwa kita
dilahirkan dengan pasangan kita.
[51:49] Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan
supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah.
Atau mungkin, pacaran itu lantaran takut tidak mendapatkan
pasangan sampai usia melebihi batas? Bukankah dalam QS. Ar Rum: 21
disebutkan...
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu menyatu dan
merasa tentram kepadanya. Dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum
yang berfikir.”
Berarti pasangan itu seorang yang pasti kan? Tapi banyak tu
cewek yang ampe tua ga nikah?berarti ga dikasih jodoh sama tuhan? Allah Maha
Tau yang terbaik untuk hamba-Nya. Janji Allah pasti untuk kebahagiaan dan
ketenangna akhirat bagi umat yang bersabar dalam syariat-Nya.
Atau, pacaran itu sebagai sarana pengenalan ke pasangan
kita? Takutnya,kalo langsung nikah, nanti nggak cocok? Bukankah Allah juga
sudah mengatakan
"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang
keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan
wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang
baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu
bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka
ampunan dan rezki yang mulia (surga)."
So, selama kita bisa menjaga diri untuk menjadi orang yang
terbaik, bukan saja di mata manusia tetapi lebih di mata Allah, pasti akan ada
seorang yang terbaik yang Allah cipta untuk kita.
Ah, dengan pacaran
juga banyak pasangan yang awet tu. Rumah tangga mereka juga bahagia, tinggal
bagaimana kita mengatur cinta lah. Tapi tidak sedikit juga kan yang cerai
setelah menikah padahal sudah sekian lama pacaran (yang katanya untuk saling
mengenal?)
It means, kalopun tujuan sama yaitu membangun rumah tangga
yang “bahagia”, berbeda-beda cara. Bukan sekedar kebahagiaan yang kita cari,
tetapi kebarokahan, sakinah (ketenangan) mawaddah (kasih sayang (lahir dan
batin)) wa rohmah (dirohmati Allah),
hingga suatu saat akan menghasilkan keturunan yang terbaik, bukan sekedar baik
untuk keluarga, tetapi terbaik untuk bangsa, negara, terutama Islam! Sama, itu
kan rumah tangga yang ideal yang semua orang mau. But, cara yang digunakan
untuk membentuk itu? Allah tidak sekedar melihat hasil, tapi melihat proses.
Saya tertarik dengan kata-kata mutiara beberapa saudara saya
yang bagi saya itu menyentuh. Memaknai cinta, bukan sekedar cinta, sekedar untuk
memenuhi kebutuhan batin atau biologis, tetapi cinta yang ditujuan pada Sang
Arrohman. Cinta yang karena-Nya, ternyata lebih bermakna. So.. “kaulah
satu-satunya”, “kaulah cinta satu-satunya bagiku”, seperti statement
pengkhianatn hati kepada Sang Khaliq.
“Bila dirimu sekarang sedang menunggu seseorang untnk
menjalani kehidupan menuju ridho-Nya, bersabarlah dengan keindahan. Demi Allah,
dia tidak datang dengan ketampanan, kecantikan, kepintaran, ataupun kekayaan. Tapi
Allah-lah yang menggerakkan. Janganlah tergesa untuk mengekspresikan cinta
kepada dia sebelum Allah mengijinkan. Belum tentu yang kau cintai adalah yang
terbaik untukmu. Saiapakah yang lebih mengetahui mealinkan Allah? Simpanlah segala
bentuk ungkapan cinta dan derap hatimu rapat-rapat, Allah akan MENJAWABNYA
dengan lebih INDAH di saat yang TEPAT.”

Suatu saat, pasti akan kita temukan cinta sejati.
Selamat menjemput cinta sejatimu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Left message here...