Senin, 22 Juli 2013

Etos KERJA Profesional Ala CINTA KERJA HARMONI



Lanjut dari tulisan sebelumnya, kali ini kita bahas poin ke-14 dari tema CINTA KERJA HARMONI, yaitu Etos Kerja Professional. Etos kerja yang professional penting untuk membangun masyarakat yang memiliki cara pandang pekerjaan yang professional. 


“Dan Katakanlah: ‘Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rosul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.’” (Q.S. at Taubah 105)

Artinya, Soal pekerjaan yang professional, biarlah Allah dan Rosul yang tahu. Sebagaimana kisah yang saya ceritakan di tulisan sebelumnya, bekerjalah seprofesional mungkin, sebagaimana mestinya, tanpa harus mengumbar-umbar, karna poin terpenting adalah professional “unggul” di mata Allah-dan Rosul-Nya. 

Berikut prinsip kerja professional.
1.      Kerja adalah Rahmat.
Rahmat bermakna pemberian Allah yang baik. Maka, lakukan pekerjaan sebagaimana kita memperlakukan sebuah pemberian yang baik. Pun ketika mempermasalahkan perihal gaji, semestinya berada di komitmen awal, selanjutnya, bukan lagi soal duit! Eitt… bukan berarti kita tidak boleh perhitungan si, sekali lagi, mestinya itung-itungan di awal dan dalam waktu-waktu yang semestinya, selanjutnya lakukan pekerjaan seprofesional mungkin. 

2.      Kerja adalah AMANAH
Pekerjaan adalah amanah, maka laksanakan dengan ketulusan. IKHLASKAN pada Allah. Lakukan dengan BENAR, penuh tanggung jawab dan integritas. (teori banget ya? eitt.. but it’s applicable! percaya deh!!)
Jadikan pekerjaan sebagai titipan dari Allah, sehingga ujung pertanggungjawaban kita adalah kepada Allah. Berat ya…. ? Memang berat, tetapi seperti itulah sebenarnya. Namun, jika Ridlo Allah masih mejadi tujuan kita, nggak berat ko… insyaa Allah, biidznillah.
Sebagaimana seorang ibu yang dikarunia anak yang cacat, sebegitu inginnya si ibu menolak bahkan ingin membuangnya, mau nggak mau ya harus diterima karena demikian adanya. Pun dengan pekerjaan yang kita hadapi, suka tidak suka, jika kita sudah berada dalam tanggung jawab untuk menyelesaikannya, ya memang harus diselesaikan, dengan sepenuhnya.

3.      Kerja adalah panggilan suci. (berhubung waktu sudah mendekati waktu berbuka, pembahasan dipersingkat ni.. hehe)

4.      Kerja adalah aktualisasi dan integritas.
Seorang yang memiliki ilmu/kafa’ah/skill, maka pekerjaan adalah sarana aktualisasi diri, dengannya bertambahlah kepandaian, kelihaian, dan pahala. Hmm…lagi-lagi, sangat sesuai sebagai tausiyah untuk diri ini, yang tengah dihadapkan pada fenomena antara menjadi perawat klinis dan perawat pendidik. Tahu kah? Menjadi perawat “sungguhan”, tak sama dengan ketika kita masih dalam pendidikan (profesi-red). B.E.R.B.E.D.A!. Mungkin perbedaan, lebih pada rasa atau sense yang dimiliki. Dengan pengalaman perawat klinis, adalah modal untuk menjadi pendidik yang hebat kelak, maupun perawat spesialis yang excellent, karna dunia klinis, “cukup” berbeda dengan dunia textbook. Satu lembar peta Trauma&Cardiac Live Saving, berbeda dengan ketika kita dihadapkan dengan pasien yang nafasnya “Senin Kamis”. Sunguh….. Saya berkata sebagaimana adanya. Semoga pekerjaan yang tengah kita hadapi saat ini, adalah “ilmu” untuk pekerjaan yang lebih hebat di masa mendatang. Biidznillah….

5.      Kerja adalah ibadah
6.      Kerja adalah Seni
7.      Kerja adalah kehormatan
8.      Kerja adalah pelayanan
9.      Kerja adalah pengorbanan
1.  Kerja adalah melayani umat
Dalam poin terakhir ini (pembahasan terakhir juga, karena sup buah sudah dikeluarkan oleh pemilik rumah ni… hehe..), pekerjaan adalah melayani manusia, tentunya yang “unik”, dengan keunikannya:
1.1.Ingin dimengerti
1.2.Ingin diperhatikan à manusiawi banget
1.3.tidak ingin disalahkan
1.4.ingin dilayani dengan baik
1.5.ingin dihargai
1.6.ingin dianggap penting
1.7.ingin merasa nyaman
1.8.ingin harapan terpenuhi.

Subhanallah, sekali lagi hati ini harus bersyukur, karena Allah menjawab emosi dalam “tawa” saya beberapa waktu belakangan saat menghadapi berbagai karakter pasien, terutama pasien di Rumah Sakit yang notabenya adalah kalangan middle bottom, dengan pendidikan seadanya (maaf). Mereka yang dengan pengetahuannya, tetapi ingin dimengerti atas keluhan mereka dengan “anggapan” penyakit mereka. Alhamdulillah, Allah mengingatkan kesabaran dalam hati untuk menghadapi berbagai karakter keluarga dengan tingkat perhatian yang beragam terhadap pasien, Allah mengingatkan kapasitas diri untuk membedaka antara profesionalisme pekerjaan dan rasa kemanusiaan. Semoga di bulan yang mulia ini, setiap pekerjaan kita bernilai ibadah…. 

Akhirnya, saatnya berbukan ke-12 bagi yang menjalankan… ^_^ 


13rd  Ramadhan Mubarok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Left message here...