Mengejar Bahagia
(kali ini bukan tentang cinta
tapi tentang perjuangan....)
Ini bukan resensi film, bukan juga
trailer sebuah film Hollywood, apalagi iklan. Ini “sekedar” ilmu hidup yang saya
peroleh dari film yang baru saya tonton malam ini. Entah kau menilai dari segi
mana, saya hanya ingin berbagi pikiran. Saya rasa, kau yang tengah
memperjuangkan sesuatu, atau kau yang tengah “mencari” harta bernama KEBAHAGIAAN
tak sia-sia jika menonton film ini. (setidaknya membaca tulisan ini…) ^_^
Film yang (katanya) diambil dari kisah
nyata, mengisahkan seorang pialang saham yang memulai karirnya dari NOL, saat
istrinya harus meninggalkannya, saat ia harus menjadi single parent untuk anaknya
yang baru berusia 5 tahun sementara ia harus “mewujudkan” mimpinya (ko tumben yak, momen hari ibu tapi pelmnya
berkisah ayah single parent ;-) selamat hari ayah… [lho??]). Alhasil, ia terus
“menjual” sebuah alat kesehatan (kalo ga
salah, nggak tau, sekotak alat yang dikira seorang gila itu mesin waktu) sambil
masih bekerja magang di sebuah perusahaan besar yang ia inginkan. Taukah? Keinginanya
untuk bekerja disana, “hanya” berawal senyum beberapa orang disana yang ia
ligat, tampak “tersenyum bahagia” dalam pandangannya. Kebahagiaan yang sangat
ingin ia rasakan.
Hei…
lihatlah, sekedar senyum, bisa membuat seseorang menciptakan MIMPI. Masih ragu
untuk “sekedar” tersenyum?
Banyak statement-statemen menarik di
film ini. banyak pula kejadian-kejadian menarik yang saya rasa seringkali
ditemui dalam hidup, Hmm…. pastinya dalam hidup saya… entah di hidupmu. ^_^
Sangat suka, meski kasihan juga. Saat Chris-tokoh utama daam film- harus
mengajak anaknya untuk berdagang. Di sela-sela, ia mengikuti keinginan anaknya
untuk bermain basket. Saat ia
melarangnya untuk terus bermain sehingga anaknya mulai bersedih, Chris berucap kata-kata
luarbiasa!
“Berjanjilah, jangan pernah biarkan sesorang mengatakan kau tak bisa melakukan sesuatu,. bahkan Ayah! ….
Orang tak becus melakukan sesuatu, lalu mengatakan kau tak bisa. Kau punya mimpi, maka raihlah. TITIK!”
Sebagaimana cerita motivasi “katak
tuli” (pernah membacanya bukan?), seringkali orang membatalkan rencananya untuk
membuat mimpi “hanya” karena orang lain mengatakan ia tak bisa. Hei.. kita
berhak untuk bermimpi. Teruslah bermimpi, dan raihlah!
Cukup geli, saat Chris harus
meminjamkan “hanya” 5 dolar yang ada di dompetnya untuk salah satu bos di
kantor tempat ia magang. Heih…. Bagi bosnya, 5 dolar mungkin bukan apa-apa, sekedar untuk bayar parkir,
tapi di lain sisi, 5 dolar sangat berarti untuk 1 hari Chris bersama anaknya. Itulah
hidup, satu sisi, sekian mungkin hanya “mainan”, tapi jangan pernah lupakan
bahwa sekian itu cukup untuk orang lain “mencipta” sesuatu yang besar. Belum lagi,
bertepatan ia tak mendapat antrian untuk mendapat tempat tinggal gratis, meski
ia sudah BERLARI seusai kerja-sebagaimana biasanya- untuk bisa peroleh tempat
hangat untuk anaknnya. Alhasil…. Tau sendiri… ia harus bisa “mengakali” anaknya
untuk tidur di toilet stasiun. Hmm…. (namanya juga film, di”dramatisir”, sudah
jatuh tertimpa tangga. ;-)
Dalam film ini, sangat tampak
kegigihannya dalam meraih mimpi. Ia terus berlari bekerja mengejar waktu,
peluang hanya 1% akan ia coba meski harus lelah ia rasakan. Kesulitan demi
kesulitan tak membuatnya “loyo”. Ia melakukan hal sekecil apapun, tapi berarti
menurutnya. Bahkan menjual darah pun ia lakukan untuk bisa menghidupi anaknya (huhu…jadi keinget bapak… whatever you would
do to live me in, love you Pak…. T_T).
Tak jarang, ia harus “memakai” topeng,
menyembunyikan bahwa dirinya tak lagi miliki mobil, menyembunyikan bahwa
dirinya tak lagi miliki tempat hangat untuk tinggal, menyembunyikan bahwa ia
harus minta belas kasihan gereja untuk sekedar berlindung dari dingin,
menyembunyikan segala keterpurukan hidupnya dari dunia. Agak ironis memang,
terus berbohong atas status diri. tapi saya rasa, ia tak sepenuhnya salah untuk
tidak jujur dalam “bergaul”. Hei… hidup di dunia dengan banyak karakter orang, bisa
jadi untuk mencapai sesuatu yang “prestise” kita harus tampak “prestise”.
Tak usah mengingkari, meski ada
ungkapan “jangan lihat orang yang
berbicara, lihat apa yang diucapkannya”, tapi hidup sering mengajarkan kita
untuk melihat seperti apa yang berbicara kemudian akan memutuskan untuk
mendengarkannya atau tidak. Dalam usaha untuk menjadi orang kaya, bagaimana
bisa kita mendengarkan pembicaraan orang tentang mobil keluaran baru jika ia
tak pernah membawa mobil? Atau, apa bisa orang mau mendengarkan seorang sales
yang ia sekedar memakai kaos oblong, bau, dan dekil? Saya rasa, kebanyakan
orang akan melihat penampilan orang yang berbicara (meski tak semuanya…).
Satu lagi statement menarik Chris
untuk anaknya, ketika ia akhirnya bisa menjual sebuah alat sehingga bisa
beroleh uang “lebih” (tentu saja lebih baginya). Saat anaknya sudah mulai
terbiasa dengan “ketidaknyamanan” dan bersedia untuk tidur sekedar di toilet
(yang ia sebut gua perlindungan dari mesin waktu), Chris justru berucap “beberapa hal terasa sangat menyenangkan saat
pertama kali kau melakukannya, tapi kemudian tidak.”
Hei… saya rasa Chris tak bermaksud “boros”
membuang-buang, atau bermewah-mewah atas “rejeki” yang ia peroleh. Hidupnya berhak
untuk merasakan “kebahagiaan” yang ia cari. Sekali-kali, kesenangan memang
perlu dirasakan, untuk membuat semangat berlebih agar bisa mendapat lebih esok
hari. Kenyamanan yang membawa semangat untuk berusaha lebih keras.
Di akhir cerita, sangat tampak
kebahagiaan yang ia rasakan.
Yakinlah! Sekian kali kegagalan yang dialami, akan menciptakan kebahagian yang JAUUH LEBIH indah.Jika saat ini kau gagal, nikmatilah, kemudian bangkitlah untuk membangun kembali mimpimu!
Cc: untukmu yang tengah jatuh bangun
meraih mimpi, untukmu yang tengah mencari-cari pekerjaan layak, untukmu yang
tengah mencari seonggok harta bernama “kebahagiaan”, ada dua ungkapan untuk
kalian (dan saya)
Man Jadda wajadaMan Shobaro Zafiro
Saya tak pandai bercerita, semoga
makna yang saya ingin ungkapkan bisa tertangkap. Hehe….
Bumi jihad
23 Desember 2012
23:20
NB: berharap ada film Islam pembangkit
motivasi yang booming, tidak hanya tentang
“cinta” aja yang booming. :-p
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Left message here...