(this note is dedicated for my beloved 13 Friends)
10 bulan..
setidaknya itu waktu yang tertulis di buku wisuda kami yang kebetulan adalah
wisuda pertama di tahun 2013. Kata prof Sud, wisuda pertama di tahun naga.
912 hari..
setidaknya itu yang diucapkan oleh Ns. Ike Puspitaningrum dalam sambutannya
sebagai perwakilan Ners Baru tanggal 29 Januari kemarin saat even angkat sumpah
profesi.
1 tahun
pendidikan, setidaknya itu yang aku rasakan sebagai momen satu periode
kurikulum pendidikan.
Bersama..
menjalani proses yang bagi sebagian dari kami adalah momen penggemblengan, atau
momen penindasan bagi sebagian yang lain.. bagimu… apa saja boleh kau katakan.
Hehe…
10 Stase 1
Peminatan dan 1 “Bonus” menjelang kelulusan, terlampaui sudah. Aih.. bukan
terlampaui, tapi di lampaui. Tidak terassa? “Terasa banget!” (Setidaknya itu
penekanan dari Ns. Ike Helena). Proses indah… yang diisi dengan tawa
“mahasiswa” dari seluruh penjuru Indonesia. Dari pulau Sumatra hingga Papua,
sepertinya kurang pantas untuk menyebut “mahasiswa” karena sebagian dari kamia
dalah orang-orang yang sudah pasti memiliki pintu kesuksesan di depan mata
mereka. Sebutan mahasiswa… sepertinya
hanya pantas untuk orang yang belum tahu akan kemana setelah proses
terlewati. Kami adalah orang hebat, dan panita orang hebat Indonesia. Itu yang
selalu aku prinsipkan dalam setiap langkah.
Tak hanya
tawa, tak jarang tangis karena nilai yang diperoleh tak sesuai harapan, atau
kekesalan dan kekecewaan karena bimbingan yang ak sesuai perkiraan. Bahkan
kemarahan pun menjadi hiasan dalam proses kami.. aiiih… setiap kali teringat
cerita mereka setiap kali mendapat perlakuan “kurang adil” dari teman sejawat,
rasanya tidak ingin mengulang masa ini.. (hehe..)
Selalu semangat dalam bercerita. Ghibah? Ya..
mungkin kalo ini termasuk ghibah, selama fas profesi ini dosa kami sudah
menggunung.. :’(
Dalam pidato
wakil wisudawan saat prosesi wisuda di Gedung Prof Sud yang bertemakan teman,
masih inget betul satu statement. “Pilihlah temanmu” (yang pada tidur saat
sambutan, ga pada ngerti mungkin.. hehe.. piss). Dan memang, ternyata, kalian
menjadi teman, sahabat terpilih yang menghiasi jejak hidup aku, termasuk jejak
tulisan-tulisan aku. J meski di awal perkenalan, sudah terbentuk
frame dalam pikiran kita tentang “gap” antara aku dan mereka yang adalah
transferan dari D3. Masih ingat “perdebatan” kita saat pertama kali makan
bersama di Bakso Goyang Lidah? Mungkin beberapa menangkap rona “ketidaksukaan”
saat perbincangan itu.. jika kau menangkapnya. Haih… aku rasa, aku memang perlu
refleksi diri untuk bisa memcahkan gap itu. Kesan seorang yang “angkuh” pada
sosok Ns. Fransisca Punjhabi (setidaknya itu nama panggungnya), yang memang
sudah melekat padanya profesi “perawat”, tetapi di balik itu, semestinya orang
kagum dengan kepribadiannya yang unik. Sering membuat kesal orang, tapi ia tak
peduli karena memang itu caranya melangkah. Selalu bayak alasan untuk mengelak
sesuatu yang ia tidak sukai untuk mengerjakannya. Teguran menjadi angin lewat
baginya, meski mungkin ia fikirkan saat menjelang tidur, rona marah menjadi hal
yang membuatnya melet dan melirik. Mendengar kata “Siska”, maka terbesitlah
sosok “alay”, temannya temaku yang suka bling-bling, glamour, dan lain
sebagainya. Seorang yang katanya masih “dikejar” untuk memiliki “calon
pendamping” yang sepertinya masih ia tunggu sampai sekarang.( Aku hanya bisa
mendoakan untuk pendamping baginya yang bisa membawanya dalam keindahan surge
dunia dan akhirat…)
Ns. Dhanik,
sosok bunda yang luar biasa, di tengah kewajibannya sebagai istri dan bunda 1
jagoannya, ia bisa menjadi Ners yang excellent. Perawat jantung yang melekat
padanya, membuatku teringat mimpinya untuk menjadi “Scrub Nurse” jika dlaam
obrolah tentang Asada Sensei. Semangatnya belajar, apalagi didukung oleh suami
yang juga memiliki semangat yang sama, tidak heran jia ia menjadi salah satu
wisudawan cumlaude dalam kelulusan kemarin. Iri? Pasti… sudah memenuhi separuh
dien (bagi Muslim), tapi masih bisa berkarir dan belajar. Darinya aku belajar
tentang kesabaran, keuletan, dan ketekunan. Tenang dalam berbicara, tegas dalam
melangkah. Seringkali tertangkap kebiasannya mengulang-ulang cerita sebuah
kejadian.. (identik sama orang yang udah tua.. hihihi.. ^_^ V ) Jika boleh
berharap, ingin memintakan “hidayah” untuknya. Jika boleh.. J
Jayanti,
yang sebelumnya sudah salingkenal denganku 3 tahun 8 bulan lamanya saat jenjang
S1, ternyata baru benar-benar aku kenal sekarang ini. meski tak sepenuhnya
dekat, setidaknya aku hafal betul statement yang senantiasa di ucapkan untuk
menyemangati dirinya, yang aku fikir, sebenarnya dia yang perlu disemangati.
Hehe (bener ga ya?) “Sudah.. yang penting kita lewati saja prosesnya”. Single
fighter satu ini, memang perlu diacungi jempol. Tidak satu dua kali dia lewati
stase sendirian terutama saat di RSDK. Tidak munafik, sejujurnya aku cemburu
pada ujian untuknya, karena semakin besar ujian untuk seseorang, semakin besar pula suatu hari nanti ia akan menjadi.
Hanya bisa berdoa untuknya, agar senantiasa dlaam kesuksesan dengan seorang
pendamping yang benar-benar mencintainya karena Allah. “Adik kecilku”. Sebutan
yang sering didengar padanya oleh Ns. Ike Helena. “Batu Karang”. Mungkin itu
sebutan yang cocok untuknya. Butuh waktulama dan usaha keras untuk
“meruntuhkannya”. Wanita karir yang pantang berhenti di tengah jalan. Pejuang
satu ini memang tidak ada loyonya. Hmm.. lebih tepatnya selalu “pandai”
menyembunyikan keloyoannya. Pasangan Ns. Dhanik sebagai spesialis jantung ini
sudah seperti kakak bagiku selama kebersamaan kami. kakak yang aku kagumi meski
mungkin ia tak mengetahuinya. Kekaguman pada tipe “merah”nya yang akan
melakukan apapun untuk mencapai apa yang ia inginkan. Sosok pekerja keras yang
pantang menyerah dalam menjalani sesuatu. Akan menekuni saat tertarik pada
sesuatu. Salut pada semangatnya dalam belajar, tidak main-main dengan proses
pendidikan ini meski usianya tidak lagi bisa dibilang remaja (hehe).
Cerdas,
ceria, nekat, tetapi pada dasarnya polos. Dewasa dalam kekanak-kanakannya, dan
kanak-kanak dalam kedewasaannya. Orang yang belum mengenalnya, mungkin tidak
ada yang percaya dengan usianya saat ini. (hehe). Semangat dan caranya
berinteraksi, seperti mempermuda usianya. Ia yang tidak pernah bosan dengan
Suju (boyband Korea) mungkin jarang ditemukan pada orang seusianya. Melihat caranya melangkah, benar-benar
seperti sedang bercermin. Sosokku 5 tahun yang lalu (tentunya tidak untuk saat
ini). Melihatnya seperti panitia ajang kompetisi. Meski di awal ia selalu
berkata “orientasiku bukan nilai, yang penting melewati proses”, tapi aku
selalu melihatnya untukbisa memperoleh nilai terbaik. J satu doaku
untuknya, agar perjalanannya barokah, dan segera melepas masa lajangnya, meski
masih banyak mimpi yang masih ingin ia bangun (ayolah mba.. segera merit.
Hehehe ^_^ V ).
Partner
sejatinya di Korean Holic, Ns. Utami. Jika dua orang ini duduk bersama, maka
tidak lain yang dibicarakan adalah Donghae oppa dkk. Album album terbaru,
konser-konser besar.. dan sebagainya. Salut pula dnegna semangat belajarnya.
Selalu semangat mendiskusikan sesuatu untuk benar-benar menceritakan yang
benar.
Bagiku,
menyebut Ns. Utami, pasti ada Ns. Kiki. Wanita cantik yang pertama mataku
tangkap saat pertama kali kenal di BTCLS bulan Februari 2012 lalu. Cantik,
pintar, apa adanya. Sesuai dengan namanya yang cantik.. Rizki Nursasmita.
Semoga menjadi muslimah cantik yang senantiasa disayang Allah.
Cerdas,
energik, pantang menyerah, aktivis, bermimpi tinggi, dan calon orang hebat yang
menciptakan orang hebat. Siapa lagi jika bukan Ns.Ike Puspitaningrum. Wisudawan
terbaik angkatan kami. Pernah malu padanya karena rasa iri oleh karena posisi
itu yang aku impikan sejak sebelum orang-orang bermimpi. Tapi sadar dengan
kapasitas yang dimilikinya dan usaha
yang diperjuangkannya, pantaslah gelar itu diraihnya. Cewek tomboy yang
ternyata bisa tampak feminine saat momen wisuda. Pastilah orang tuanya bangga
dengan apa yang ia torehkan. Kedekatannya dengan beberapa dosen, seperti
menjadi “tanda” dari alam bahwa suatu hari ia pun akan menjadi dosen yang
hebat! Berharap, Allah mempemudah jalannya dalam meraih apa yang diimpikannya.
Berharap jika ia menjadi pendidik, ia tak akan pernah lupa dengan “pendidikan
berkarakter” yang sering ia sampaikan. Dan jika boleh berharap, Allah
menyempurnakan kecantikan dan kecerdasannya dengan hijab ;-)
3 sahabat,
membuat ku cukup bangga dalam mengambil keputusan 10 bulan yang lalu untuk
mengambil periode profesi Ners bersama mereka. Pak Adri dengan kekonyolannya,
Mba Ve dengan “keluguannya”, dan Bu Mey dengan “keibuannya”. Luar biasa, meski
sudah berkeluarga, tak ada rintangan untuk mereka menempuh pendidikan sejauh
ini, meninggalkan keluarga tercinta di seberang pulau sana. Meski mungkin
diniatkan untuk “income” yang lebih besar.. (hehe), tapi salut dengan kegigihan
mereka dalam menyelesaikan semua proses ini.
Jika
menceritakan kalian seutuhnya, mungkin
akan membawa kebosanan para pembaca. Meski aku “belum” sehebat” kalian,
bahagiaku memiliki warna hidup bersama kalian. Aku yang lebih suka nyari duit
daripada nyari “jurnal”, aku yang lebih memilih menambah koleksi
tulisan-tulisan fiksi dan nofiksi daripada menyelesaikan askep, aku yang lebih
sering melampiaskan “kelelahan” dan “kekecewaan” pribadi dengan kemarahan pada
kalian (setiap ingat wajah “jelekku” pada kalian, rasanya ingin memasuki lorong
waktu, memasuki momentum masa lalu dan mengubahnya menjadi proses yang penuh
senyuman bersama kalian), aku yang masih mengotori silaturahim kita dengan
kebencian-kebencian yang sebernya adalah pelampiasan kekecewaan pada diri
sendiri, aku yang seringkali menyembunyikan “ketidaktahuan” saat kalian
membicarakan fashion, make up dan mode, aku yang mungkin paling “bodoh” tentang
gaya hidup orang saat ini, aku yang ilmu dan pengalamannya masih sebutir pasir
dibanding kalian, tapi aku yang banga tetap menjadi diri ini di atas
warna-warna kalian….maafkanlah untuk kebersamaan yang tak terwarnai dengan
indah, maafkan untuk 912 hari lukisan perjalanan yang tak terharmonisasi dengan
sempurna, dan maaf untuk senyum yang tak selepas keindahan kupu-kupu dlaam
melepaskan diri dari kepompongnya.
“Terima
kasih”, masih jauh kurang untuk mengungkapkan rasa ini atas warna yang kalian
lukis dalam jejak hidupku….
“Melepas”
kebersamaan kita… bolehkah aku nyanyikan dua lagu untuk kalian…?
ASAKU ASAMU
(by Star
Five)
Sahabat….
Setelah sekian
lama kita jalani bersama
Penuh suka
penuh duka
Yang akhirnya
ku temukan
Sebuah asa
Sahabat
Di Sepanjang
malam yang hening
Ku coba
untuk merenungkan mengingati perjalanan kita
Kudapati
asaku asamu
Ya Allah Ya
Tuhanku
Andai Kau
takdirkan dia untukku menjadi teman arungi hidup ini
Satukan
hatiku hatinya
Amanah kan
bahagia
Kemesraan
selamanya
Ya Allah
Yang Maha perkasa
Beri kuat
lahir batin
Teguhkan
akhlakku
Jauhkan dari
kemungkaran
Warnai hidup
di jalan yang Kau ridloi
Senandung Ukhuwah
By Sigma
Di awal kita
bersua….
Mencoba
untuk saling memahami..
Keping-keping
di hati terajut dengan indah… rasakan persaudaraan kita…
Dan masa pun
silih berganti
Ukhuwah dan
amanah tertunaikan..
Berpeluh
suka dan duka ..
Kita jalani
semua
Semata-mata
harapkan ridlo-NYA
Sahabat…
Tibalah
masanya…
Bersua pasti
ada berpisah..
Bila nanti
kita jauh berpisah
Jadikan
robithoh pengikatnya
Jadikan doa
ekspresi rindu
Semoga kita
bersua di Syurga..
Semarang,
31 Januari 2013