Lahir,
sekolah, kuliah, kerja, nikah (atao nikah, kerja-red), beranak, bercucu,
meninggal.
Hmm…
ternyata hidup hanya sebaris ya?
Sayangnya,
hidup tak sesimple itu kawan. Kecuali jika kau memang menginginkan “hanya”
seperti itu.
Sayangnya
lagi, manusia tidak “dianugrahi” rasa puas, sehingga ada saja yang kurang dalam
hidupnya.
Sayangnya
lagi, manusia “dianugrahi” hasrat, yang membuatnya ingin (bahkan berambisi)
melakukan sesuatu, atau berada di suatu tempat.
Dan
sayangnya lagi, itu semua bukan hal yang harus disayangkan bukan? Karena
simplicity, kepuasan, dan hasrat atau keinginan, yang akan membawa kemana
manusia di kehidupan selanjutnya.
Proses
dalam hidup itu yang sepertinya bukan sebuah simplicity.
Ada
keinginan, ada rencana, ada strategi, kemudian ada aksi yang harus dilakukan
untuk mencapai sesuatu yang diharapkan. Dan ada lingkungan baik internal maupun
eksternal yang harus dilalui bersama untuk sebuah proses kehidupan.
Nah,
sekian bait di atas, sebenarnya sekedar prolog dari tulisan saya ini. (hehe..
panjang ya prolognya). Selanjutnya, saya hanya ingin “berargumen” tentang“proses” dalam hidup, yang bagi sebagian orang sangat mudah dan menyenangkan,
dan bagi sebagian yang lain demikian menantang dan menguji kesabaran. Dibumbui dengan
kisah-kisah dari persahabatan hingga percintaan, tentunya menjadi sebuah proses
yang bisa jadi menghilangkan sifat simplicity sebuah kehidupan. Namun, ada
sebuah ilmu yang saya rasa perlu di”tafsirkan” dari sebuah kutipan di ayat
terakhir surat favorit saya Q.S Al-ashr:
“…….tawaasou bil Haqq, wa tawaasou bisSobr.” (Al-ashr:3)
Yang
artinya “.. tolong menolong dalam kebenaran dan saling tolong menolong dalam
kesabaran”.
Hmm..
kali ini bukan tentang saling menolong yang akan saya bicarakan, karena saya rasa,
kawan kawan sudah kenyang dengan pelajaran Pendidikan Moral Pancasila, ppkn,
atau sejenisnya. Namun, saya ingin berargumen bahwa tidak setiap orang suka
ditolong, dan tidak selalu pertolongan itu sesuatu yang baik. Cara yang kurang
tepat bisa menjadikan pertolongan sesuatu yang menjatuhkan.
Mengubah
sudut pandang adalah perubahan kecil di masa kini yang berdampak besar di masa
depan.
Ayat
yang singkat tapi cukup panjang untuk diimplementasikan dalam proses kehidupan…
Selamat
berFastabiq Khoir…
Selasar Lobby Hotel Menteng 1, JakPus