Selasa, 01 Oktober 2013

“SATU BARIS SAJA”



Lahir, sekolah, kuliah, kerja, nikah (atao nikah, kerja-red), beranak, bercucu, meninggal.
Hmm… ternyata hidup hanya sebaris ya?
Sayangnya, hidup tak sesimple itu kawan. Kecuali jika kau memang menginginkan “hanya” seperti itu.
Sayangnya lagi, manusia tidak “dianugrahi” rasa puas, sehingga ada saja yang kurang dalam hidupnya.
Sayangnya lagi, manusia “dianugrahi” hasrat, yang membuatnya ingin (bahkan berambisi) melakukan sesuatu, atau berada di suatu tempat.
Dan sayangnya lagi, itu semua bukan hal yang harus disayangkan bukan? Karena simplicity, kepuasan, dan hasrat atau keinginan, yang akan membawa kemana manusia di kehidupan selanjutnya.
Proses dalam hidup itu yang sepertinya bukan sebuah simplicity.
Ada keinginan, ada rencana, ada strategi, kemudian ada aksi yang harus dilakukan untuk mencapai sesuatu yang diharapkan. Dan ada lingkungan baik internal maupun eksternal yang harus dilalui bersama untuk sebuah proses kehidupan.
Nah, sekian bait di atas, sebenarnya sekedar prolog dari tulisan saya ini. (hehe.. panjang ya prolognya). Selanjutnya, saya hanya ingin “berargumen” tentang“proses” dalam hidup, yang bagi sebagian orang sangat mudah dan menyenangkan, dan bagi sebagian yang lain demikian menantang dan menguji kesabaran. Dibumbui dengan kisah-kisah dari persahabatan hingga percintaan, tentunya menjadi sebuah proses yang bisa jadi menghilangkan sifat simplicity sebuah kehidupan. Namun, ada sebuah ilmu yang saya rasa perlu di”tafsirkan” dari sebuah kutipan di ayat terakhir surat favorit saya Q.S Al-ashr:
“…….tawaasou bil Haqq, wa tawaasou bisSobr.” (Al-ashr:3)
Yang artinya “.. tolong menolong dalam kebenaran dan saling tolong menolong dalam kesabaran”.
Hmm.. kali ini bukan tentang saling menolong yang akan saya bicarakan, karena saya rasa, kawan kawan sudah kenyang dengan pelajaran Pendidikan Moral Pancasila, ppkn, atau sejenisnya. Namun, saya ingin berargumen bahwa tidak setiap orang suka ditolong, dan tidak selalu pertolongan itu sesuatu yang baik. Cara yang kurang tepat bisa menjadikan pertolongan sesuatu yang menjatuhkan.

Mengubah sudut pandang adalah perubahan kecil di masa kini yang berdampak besar di masa depan.
Ayat yang singkat tapi cukup panjang untuk diimplementasikan dalam proses kehidupan…
Selamat berFastabiq Khoir…

Selasar Lobby Hotel Menteng 1, JakPus